12 Maret 2016

Supernova Paling Terang yang Pernah Ada di Alam Semesta!

 Supernova paling terang yang pernah dilihat telah dikonfirmasi, tetapi masih membuat para astronom bingung memikirkan bintang jenis apa yang menyebabkan supernova yang sangat terang ini.


Supernova menandai kematian dari sebuah bintang yang runtuh ke dalam diri mereka sendiri dan meledak. Mereka adalah salah satu obyek yang paling terang dan paling energik di alam semesta.

Yang satu ini, yang disebut ASASSN-15lh, sekitar 3,8 miliar tahun cahaya jauhnya, 200 kali lebih kuat daripada kebanyakan supernova, dan dua kali lebih terang dari pemegang rekor sebelumnya. Supernova ini bersinar 20 kali lebih terang dari output gabungan dari Bima Sakti dengan 100 miliar bintang, dan dalam enam bulan terakhir, telah memuntahkan energi sebanyak 10 kali yang dimuntahkan matahari seumur hidup, kata Krzysztof Stanek dari Ohio State University, co-principal investigator dari All Sky Automated Survey for SuperNovae (ASAS-SN).

"Supernova yang satu ini benar-benar luarbiasa" katanya. "Jika supernova ini berada di galaksi kita sendiri, maka ia akan bersinar lebih terang dari bulan purnama; tidak akan ada malam, dan akan mudah terlihat pada siang hari. "

Krzysztof Stanek melihat outburst pada 14 Juni saat meneliti gambar teleskop sambil minum kopi pagi, dan mengingatkan seluruh tim ASAS-SN, termasuk Subo Dong di Kavli Institut Astronomi dan Astrofisika di Universitas Peking. Dong cepat mengisyaratkan jaringan astronom amatir yang membantu tim mengkonfirmasi mungkin supernova, dan menerima beberapa gambar malam itu.



Supernova ini tampaknya berada dalam sebuah galaksi tua yang besar, lebih besar dan lebih terang dari Bima Sakti, dan ini hal yang tidak biasa karena beberapa supernova superluminous lain yang dikenal ditemukan di galaksi muda yang kecil dan redup. Supernova ini juga jauh lebih panas dari ledakan bintang lainnya.

Mammoth atau Magnetar

Keanehan ini bukan berarti para astronom tidak benar-benar yakin apa itu, kata Stanek. "Analoginya adalah, kita telah mempelajari gajah, dan kami telah menemukan gajah terbesar yang pernah ada," katanya. "Ada kemungkinan itu bukan gajah, tapi mammoth, peninggalan dari alam semesta yang lebih awal"

Mungkin itu adalah objek eksotis yang berbeda yang disebut magnetar, jenis khusus dari bintang neutron dengan medan magnet yang kuat. Tapi ASASSN-15lh lebih kuat daripada magnetar yang paling mungkin, sehingga tampaknya tidak mungkin itu adalah magnetar, kata Steve Rodney di University of South Carolina.

Kemungkinan lainnya adalah, supernova ini adalah sisa-sisa bintang yang dikoyak dan dilahap oleh lubang hitam supermasif, atau supernova biasa yang sedang diperbesar oleh lensa kosmik, sebuah efek gravitasi. Namun kedua teori itu juga tampaknya tidak mungkin, karena supernova tersebut tidak memiliki hidrogen dan helium yang akan menjadi tanda dari lubang hitam yang sedang 'makan', dan jarak supernova ini juga relatif dekat, sehingga tidaklah masuk akal jika supernova ini diperbesar oleh sebuah lensa gravitasi.

ASASSN-15lh baru saja bergerak ke belakang matahari, tapi astronom telah mengambil data baru dengan menggunakan Swift Gamma Ray Burst Explorer. Selanjutnya para astronom menunggu data dari pengamatan dari Hubble yang diharapkan akan memberikan astronom wawasan yang lebih dalam mengenai asal-usul obyek aneh itu. Stanek mengatakan dia ingin mendengar teori-teori baru tentang bintang jenis apa itu sebenarnya.

"Ketika Anda melihat sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya, Anda merasa senang," katanya. "Ini sesuatu yang tidak sering terjadi"

Sumber : http://www.apakabardunia.com/2016/01/supernova-paling-terang-yang-pernah.html

Sebenarnya Gimana sih Kabut Terbentuk?

  
(Gambar: Pixabay.com)\

 Di pagi hari yang dingin, atau saat kita sedang mendaki gunung, kita sering menemui kabut. Dan gara-gara kabut ini jarak pandang kita menjadi terbatas dan udara akan terasa lebih dingin. Bagaimana kabut bisa terbentuk?

Well, kabut sebetulnya adalah awan. Ya, bisa dibilang saat kita berjalan melewati kabut, secara harfiah bisa dikatakan bahwa kita sedang ‘menembus awan’. Tapi bedanya, kabut ada di permukaan bumi, sedangkan awan berada lebih tinggi. Sementara proses terbentuknya kurang lebih sama saja.

Jadi seperti yang sudah kita tahu, udara di sekitar kita ini mengandung air dalam bentuk uap atau gas. Tapi, ternyata udara hangat mampu menampung uap air dalam jumlah yang lebih banyak. Nah, ketika didinginkan maka uap air yang tadinya ada di udara akan mengembun sebagian. Alias, kembali ke wujudnya semula, yakni cair.

Di waktu atau tempat tertentu, seperti perpindahan dari malam ke pagi hari, atau di lereng dan puncak gunung, udara akan mengalami perubahan suhu. Sehingga uap air atau gas tadi akan mencapai titik jenuh dan berubah kembali menjadi air.

Tentu saja pada awalnya air ini hanya berupa titik-titik air yang sangat ringan. Makanya mereka bisa melayang-layang di udara.

Karena jumlahnya yang banyak, maka titik-titik air yang melayang ini sanggup mengganggu penglihatan kita lho. Mereka kemudian terbagi, ada yang terus naik ke atas dan menjadi awan, sementara titik-titik air yang lebih berat akan jatuh ke bumi dan menempel di daun, kaca rumah, dan benda-benda lain.

Kabut yang menempel di benda-benda sekitar kita inilah yang kemudian kita kenal sebagai embun.

Atau jika yang masih bertahan melayang-layang di udara, saat matahari mulai bersinar dan udara menjadi hangat kembali, mereka akan kembali ke wujud uap atau gas. Dan kabut pun sirna terkena sinar mentari.
Info Tambahan

Kadang-kadang ketika kabut ini menjadi sangat tebal, bisa sangat mengganggu aktifitas manusia. Bahkan pesawat terbang bisa batal berangkat gara-gara gangguan kabut ini. Ada dua jenis kabut berdasar ketebalan dan jarak pandang yang bisa didapat ketika terhalang kabut.

Dalam bahasa Inggris, ketika jarak pandang sudah kurang dari seribu meter, maka dinamakan “fog“. Sedangkan jika kabutnya tipis, dengan jarak pandang masih lebih dari seribu meter, maka disebut “mist“.

Sumber: sains.me