23 April 2014

Rumah Raksasa Berbentuk Kincir Hamster?

 Bagi pecinta hamster, tentu tak asing melihat hewan peliharaan yang menggemaskan itu berlari-lari di dalam kincir putar. Sekarang, bagaimana kalau manusia merasakan tinggal dalam kincir putar seperti itu? Dua seniman mencoba serunya tinggal di dalam kincir putar hamster raksasa di dalam sebuah galeri di New York selama enam hari.

Ward Shelley (63) dan Alex Schweder (43), menyulap kincir putar menjadi sebuah rumah dalam aksi yang mereka namakan 'In Orbit', yaitu rumah berputar yang dilengkapi dengan kamar mandi, dapur dan tempat tidur.

 
Keduanya berpindah-pindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya dengan berjalan berlawanan arah dalam kecepatan rendah dan terukur agar tetap aman.

Shelley tinggal di bagian atas atau luar kincir putar yang dipamerkan di dalam galeri The Boiler di Williamsburg, New York, sementara Schweder tinggal di bagian dalam kincir putar tersebut.

Dua zona yang dilengkapi dengan perabotan rumah tangga itu dibangun sejajar, sehingga kedua laki-laki ini harus melakukan aktivitas yang sama dalam waktu bersamaan, sebuah pengalaman mendebarkan yang sangat membutuhkan keseimbangan badan dan kehati-hatian, yang tak disangsikan akan makin memperkuat jalinan pertemanan mereka yang telah berlangsung hampir 10 tahun lamanya.

Dua sahabat karib ini mengatakan bahwa mereka hanya akan keluar dari kincir putar yang terbuat dari besi dan kayu ini jika terjadi keadaan darurat saja.

 
Dengan ketinggian tiga lantai, kincir putar ini tidak hanya menarik mata dari segi ukuran, tapi juga dari segi warna.

Selama menjalani aksinya, Shelley akan mengenakan jumpsuit merah, sementara Schweder akan mengenakan jumpsuit oranye. Semua furnitur yang dipasang di kincir putar ini diberi warna yang sama dengan pakaian yang mereka kenakan.

Menurut Gothamist, aksi mereka ini sangat interaktif. Keduanya berbincang-bincang dengan para pengunjung galeri dan menjawab berbagai pertanyaan seputar aksi yang mereka lakukan.  

Butuh waktu empat minggu untuk membuat kincir putar tersebut, yang merupakan hasil kerja keras Schweder, yang tak lain adalah arsitek berpengalaman. Schweder sendiri memiliki titel PhD di bidang arsitektur dari Cambridge University.

 
Shelley juga meminta bantuan sejumlah teman insinyurnya yang tinggal di sana untuk mempelajari infrastruktur kincir putar tersebut demi memastikan bahwa kincir ini layak pakai dan aman.

Shelley dan Schweder bertemu ketika sama-sama kuliah di American Academy di Roma tahun 2005. Sejak saat itu, mereka berdua bekerja sama, bahkan ikut serta dalam sebuah pertunjukan kecil yang juga melibatkan empat seniman lainnya.

Mereka sudah memamerkan karya mereka di lebih dari 15 negara, dan beberapa di antaranya mendapatkan penghargaan, salah satunya adalah mengikuti sesi pelatihan dan kuliah di sejumlah universitas bergengsi, seperti Harvard dan Yale.

Shelley bermukim di New York, sementara Schweder kini tinggal di Cambridge, Inggris, di mana ia diharapkan bakal mendapatkan gelar PhD tahun 2015 nanti. 
 
Sumber:
sinarharapan

7 Film yang Terinspirasi dari Tokoh Nyata

 Banyak film yang dibuat berdasar kisah nyata. Misalnya, paling mudah terlihat pada film biografi. Tapi ada pula film yang kita tonton ternyata terinspirasi dari peristiwa nyata, tanpa kita ketahui sebelumnya.

Contoh 7 film berikut ini mengungkap hal tersebut. Beberapa diantaranya mungkin mengejutkan. Kita lihat saja langsung.


1. Michelle Philpots , 50 First Date
 
Film yang dibintangi Drew Barrymore dan Adam Sandler diangkat dari kisah nyata Michelle Philpots. Setiap hari ia harus terbangun dengan seorang pria yang akan terus meyakinkan dia bahwa mereka telah menikah. Dan di saat ia mulai ragu dan tak percaya, sang suami harus dengan cepat mencari sebuah foto sebagai bukti nyata pernikahan mereka 13 tahun silam. Dan hal ini harus terus ia lakukan hingga waktu yang tak dapat ditentukan.

Sang suami, Ian mengatakan bahwa istrinya mengalami cedera oak akibat kecelakaan di tahun 1994. Semenjak itulah ia mulai mengalami gejala pikun yang sangat parah dan terjadi setiap hari.




2. Mehran Nasseri, The Terminal
The Terminal adalah kisah yang mengangkat sebuah kasus yang kerap terjadi di jaman modern ini. Bercerita tentang seorang pria yang diperankan oleh Tom Hanks di mana ia harus terjebak lama di dalam sebuah bandara. Ia terpaksa harus tinggal dan menetap di bandara entah sampai kapan akibat birokrasi yang terkesan sangat membingungkan.

Dan ternyata kisah ini terinspirasi dari kehidupan nyata seorang warga Iran yang terjebak di salah satu bandara Paris, Charles De Gaulle. Pria bernama Mehran Nasseri ini harus mendekam di bandara akibat tas yang berisikan surat-surat penting hilang dicuri. Sehingga paspor yang merupakan bukti paling penting tak bisa ia tunjukkan dan membuatnya tak bisa bergerak, bahkan pulang ke negaranya sendiri.




3. Ilse Koch, The Reader
Karakter Kate Winslet pada film peraih Oscar yang berjudul The Reader nampaknya terinspirasi dari sebuah kisah nyata di jaman kekuasaan Hitler. Adalah Ilse Koch, wanita yang merupakan penjaga kamp inilah yang merupakan inspirasi dari karakter tersebut. Ilse Koch merupakan wanita miskin yang lantas menikah dengan salah seorang teman dekat sang diktator.

Kekejaman Ilse Koch menghukum para tahanan memang dianggap sangat tak memilki naluri kemanusiaan. Dan sama seperti yang dilakukan oleh Kate dalam perannya, Koch pun lantas memutuskan untuk bunuh diri setelah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Masih banyak karakter yang dibuat mirip oleh Koch dan Kate dalam film tersebut.




4. Don Diego de la Vega, Zorro
Beberapa orang percaya dan beranggapan bahwa Zorro merupakan satu karakter yang dibuat berdasarkan kisah nyata. Adalah Don Diego de la Vega, pria bangsawan yang berkuasa di era kolonial Spanyol inilah yang digadang-gadang sebagai Zorro sesungguhnya. Dia diketahui sebagai penjahat bertopeng dan berpakaian hitam yang kerap menegakkan kebenaran.

Aksi aneh dan nyentriknya tersebut dianggap sebagai upaya dalam membela rakyat dari kejahatan pejabat saat itu. Satu tokoh bandit yang juga memperjuangkan hak rakyat bernama Joaquin Murrieta juga disebut-sebut sebagai inspirasi lain dalam pembentukan karakter Zorro.




5. Peek, Rain Man
 
Beberapa orang tentu tak asing lagi dengan sosok aktor tampan Tom Cruise. Terlebih aksinya dalam film yang ia bintangi bersama Dustin Hoffman dalam film terkenal Rain Man. Akibat aktingnya yang sangat bagus dan totalitas, Dustin Hoffman pun berhasil meraih penghargaan Oscar dengan karakternya sebagai Raymond Babbitt.

Dalam film tersebut, Dustin sendiri berperan sebagai pria yang menderita autisme. Dan ternyata karakter ini sedikit banyak terinspirasi dari sosok yang bernama Peek. Pria dengan autisme yang satu ini sangat menginspirasi terutama dengan kemampuan mengejutkan yang ia miliki. Peek terbukti mampu membaca dan menghafal sekitar 98% dari apa yang telah ia dengar dan baca.




6. Ed Gain, Psycho
 
Film Psycho menceritakan tentang Norman Bates, pemilik hotel yang mengalami gangguan psikologis dan memiliki delusi yang sangat mengerikan. Ia percaya bahwa ibunya yang sudah meninggal dan ia simpan di ruang bawah tanah memiliki obsesi untuk membunuh pengunjung hotel. Akibatnya, Norman kerap berdandan seperti sang ibu dan lantas tanpa sadar menjadi sosok sang ibu yang kemudian melakukan pembunuhan itu.

Kisah tersebut berdasar pada sosok Edward Gein. Pria ini ditangkap pada tahun 1957 karena telah melakukan banyak pembunuhan di dalam hotelnya. Yang lebih tragis, pria gila ini bahkan kerap menguliti sang korban saat berhasil membunuh mereka.

Kasus Ed Gein juga menginspirasi film-film lain seperti The Texas Chainsaw Massacre serta The Silence of the Lambs. Bahkan kisah pembunuh ini dibuatkan film sekuel, yang pertama judulnya Ed Gein: In the light of the moon, dan yang kedua Ed Gein: The Butcher of Plainfield.




7. Annelise Michel, The Exorcism of Emily Rose
Dalam film ini, seorang ahli spiritual telah diadili atas kematian wanita muda bernama Emily Rose. Kematian Emily sendiri terjadi di saat dilakukannya pengusiran setan yang dipercaya ada di dalam tubuhnya. Dan ternyata film yang berjudul The Exorcism of Emily Rose ini pun terinspirasi dari kisah nyata.

Seorang gadis berusia 16 tahun bernama Annelise Michel mulai menampakkan gejala kemasukan setan di tahun 1968. Gadis yang berasal dari Jerman itu lantas didatangi oleh beberapa ahli pengusir setan yang merasa bahwa dirinya telah dinaungi banyak kekuatan gaib. Namun setelah aksi tersebut, Michel justru tak pernah makan dan meninggal karena kelaparan di tahun 1976.
Sumber:
kaskus

Kopi, Ini Sejarahnya

  Mungkin Anda membaca tulisan ini sambil menyeruput secangkir kopi, menikmati aromanya yang menyengat, menggugah rasa segar datang lagi...kemudian terkejut (atau malah tertawa)    saat mengetahui kopi di masa lalu adalah barang ilegal, tak beda dengan ganja.

Ketakutan pada kopi sempat terjadi di kalangan agama, hingga pemerintah di beberapa negara. Beginilah kisahnya.
 
Menurut folklor, kopi pertama kali ditemukan seorang penggembala di daerah Abyssinia -  sekarang Etiopia.  Penggembala bernama Kaldi melihat kambing-kambingnya kegirangan setelah memakan buah menyerupai beri merah yang belum pernah dia lihat. Dia pun mencicipinya dan merasakan efek rasa segar. Ketika dia memberi tahu orang-orang, popularitas buah ini segera meroket di daerah tersebut.

Rupanya saat para agamawan mendengar hal tersebut, mereka curiga dengan efek buah tersebut. Apakah ini termasuk khamar yang memabukkan? Pengaruh pada tubuh karena kopi pun dianggap sebagai “pekerjaan setan”.

Tak diketahui berapa lama kondisi ini berlangsung, hingga akhirnya  setelah tahu buah itu bisa membantu mereka begadang untuk melakukan ibadah, buah yang di kemudian hari dikenal sebagai kopi ini legal dikonsumsi.

Soal fatwa haram juga kemudian berlaku di kalangan agama Kristen. Sekitar tahun 1600, Sekelompok pemuka gereja mendatangi Paus Clement VIII untuk memintanya memfatwa haram kopi, menggambarkan betapa asingnya mereka terhadap kopi.

Sir George Sandys, penyair asal Inggris pernah menulis hal ini dalam catatannya di tahun 1610. Sandys menggambarkan orang-orang Turki bisa ngobrol hampir sepanjang hari sambil menyeruput minuman yang digambarkan sebagai “sehitam jelaga, dan rasanya tak biasa”. Dituliskan pula, “sebagaimana mereka (orang-orang Turki) bilang, membuat plong pencernaan dan menyegarkan tubuh.”


Dari Eropa lalu luas mendunia
Baru pada 1615 orang-orang Eropa secara formal berkenalan dengan kopi. Saat itu para pedagang dari Venezia, Italia, membawa pulang kopi dari daerah Levant, yang kini dikenal sebagai area Timur Tengah, meliputi Israel, Yordania, Libanon, dan Syiria.

Setahun kemudian, sebagaimana ditulis pemilik situs gallacoffee.co.uk, James Grierson, dalam artikel “History of Coffee: Part III - Colonisation of Coffee”, giliran orang Belanda yang membawa kopi dari daerah Adan, Yaman, lalu membudidayakannya, dari Ceylon (sekarang Sri Lanka) hingga ke Nusantara. Belanda akhirnya memetik hasil. Mereka memonopoli industri kopi dunia, bahkan bisa menentukan harga.
Puncaknya, pada 1700-an, kopi produksi Jawa bersaing dengan kopi asal Mocha,Yaman, sebagai produk kopi paling populer di dunia.


 
Prancis, Jerman, Inggris ketakutan
Awalnya orang-orang Eropa memperlakukan kopi sebagai bahan medis yang memberikan efek positif buat tubuh. Harganya mahal. Umumnya dikonsumsi masyarakat kelas atas.

Pada 1650-an, ketika penjaja minuman lemon di Italia mengikutsertakan kopi sebagai barang jualannya, sementara kedai-kedai kopi di Inggris bermunculan, minuman ini mulai menemukan dimensi sosialnya; dikonsumsi sembari berbincang-bincang.

 
Saat kopi mulai menyebar ke negara-negara besar Eropa, cerita lama berulang kembali. Muncul pihak-pihak yang menentangnya. Menurut Linda Civitello dalam Cuisine and Culture: A History of Food and People, pada 1679, dokter-dokter dari Prancis membuat catatan buruk tentang kopi. Dikatakannya, “...dengan penuh kengerian bahwa kopi membuat orang tak lagi doyan wine.” Serangan ini disusul oleh seorang dokter muda yang menganggap kopi bisa mengakibatkan keletihan, menimbulkan hal-hal buruk pada otak manusia, menggerogoti fungsi tubuh, serta biang keladi impotensi.

Pihak yang membela pun segera bersuara. Seorang dokter, juga asal Prancis, Philippe Sylvestre Dufour, menerbitkan buku yang menilai positif minuman eksotik ini. Lalu pada 1696, seorang dokter Prancis juga mengatakan kopi baik untuk tubuh dan menyegarkan kulit.

Bagaimanapun, kopi telah merasuk ke berbagai kalangan dan  menemukan dimensi sosialnya. Menurut Linda Civitello, di masa tersebut untuk kali pertama orang (Eropa) memiliki alasan untuk berkumpul di ruang publik tanpa melibatkan alkohol. Kegiatan ini pun berkembang menjadi rutinitas sosial yang bersifat politis.

Sebagaimana ditulis situs The Economist pada 7 Juli 2011, “Back to the coffee house”, pada era tersebut konsep media massa belum lagi dikenal. Berita tersebar dari mulut-ke mulut di kedai-kedai kopi, melalui proses dialogis.

Para penguasa yang deg-degan, karena khawatir hal-hal politik dibincangkan orang di kedai-kedai kopi, mulai ambil kuda-kuda. Kekhawatiran itu tak berlebihan.

Sejarawan Prancis, Michelet, dikutip Mark Pendergrast dalam Uncommon Grounds: The History of Coffee and How it Transformed Our World, menggambarkan penemuan kopi sebagai revolusi yang menguntungkan dan mampu memunculkan kebiasaan-kebiasaan baru, bahkan memodifikasi temperamen manusia. Ide-ide yang beredar dalam diskusi di kedai-kedai kopi pada akhirnya terakumulasi dalam peristiwa Revolusi Prancis.

Di Jerman, popularitas kopi mengganggu penguasanya, Frederick the Great. Pada 1777, dia mengeluarkan manifesto yang mendukung minuman tradisional Jerman, bir: “Menjijikkan melihat meningkatnya kuantitas kopi yang dikonsumsi rakyatku, dan implikasinya, jumlah uang yang keluar dari negara kita. Rakyatku harus minum bir. Sejak nenek moyang, kemuliaan kita dibesarkan oleh bir.”

Hal serupa sempat terjadi di Prancis ketika kopi mulai menyaingi wine. Sementara di Inggris, King George II memusuhi kopi lantaran orang-orang yang berkumpul di kedai-kedai kopi kerap mengolok-olok dirinya.

 
www.npr.org
Namun tak ada perlawanan paling keras terhadap eksistensi kedai kopi di London ketimbang Women’s Petition tahun 1674, yang memrotes terbuangnya waktu para lelaki di kedai kopi, serta tak memungkinkannya perempuan berkunjung ke kedai kopi, sebagaimana di Prancis.

Lalu, pada 29 Desember 1675 Raja Inggris Charles II mengeluarkan pernyataan tentang Pelarangan Kedai Kopi, dengan alasan membuat orang mengabaikan tanggungjawab sosial serta mengganggu stabilitas kerajaan. Suara-suara protes pun bermunculan di London. Klimaksnya, dua hari sebelum aturan itu berlaku, raja mengundurkan diri.



Kisah unik dari Austria
Lain lagi cerita dari Wina, Austria.  Pada bulan Juli 1683, pasukan Turki yang dipukul mundur meninggalkan beragam barang, termasuk lima ratus karung besar berisi kacang aneh, yang dianggap para tentara sebagai makanan unta. Karena ternyata unta-unta tak doyan, mereka lemparkanratusan karung tersebut ke api. Kolschitzky, seorang tentara yang pernah tinggal di Jazira Arab, terbangun oleh aroma kopi terbakar tersebut.
 
Tempat ngopi di Wina / cooltownstudios.com

“Demi Maria Yang Suci!” teriak Kolschitzky. “Yang kalian bakar itu kopi! Kalau kalian tak tahu gunanya, berikan padaku.” Maka dengan bekal tersebut ia membuka kedai kopi yang termasuk generasi awal di Wina. Beberapa dekade kemudian, kopi mewarnai kehidupan intelektual di kota tersebut.

Sekarang, kopi sudah jadi minuman favorit di seluruh dunia. Bagi Anda penggila kopi, berbahagialah karena minuman 'hitam seperti jelaga' di cangkir Anda kini bisa dinikmati sepuas hati, tanpa takut dicaci, apalagi masuk bui. Salam kopi!
 
Sumber:
historia

10 Tradisi Aneh di Berbagai Negara

  Lain lubuk lain ikannya. Begitulah pepatah yang berarti perbedaan adat dan tradisi di suatu tempat. Sebuah kebiasaan yang dianggap wajar di suatu daerah bisa saja merupakan hal paling tabu di daerah lain. Demikian juga sebaliknya.

Berbagai wilayah di bumi ini punya ragam adat yang unik dan cocok menggambarkan pepatah di atas. Ada baiknya kita ketahui, siapa tahu suatu saat berkunjung ke negara tersebut maka tak akan canggung lagi dengan kebiasaan setempat. Contoh-contohnya terlihat di bawah ini.


1. Menambahkan garam pada makanan
 
Di Indonesia, kita bebas menambahkan garam, lada, saus ataupun kecap sesuai selera ketika makan di restoran atau ketika diundang makan di rumah teman. Namun, jangan lakukan kebiasaan tersebut ketika kamu mengunjungi Mesir. Menambahkan garam, gula, dan sebagainya pada masakan yang telah dihidangkan dianggap tak sopan di negara tersebut. Pasalnya, orang yang memasak makanan akan langsung berpikiran bahwa sang tamu tidak menyukai rasa masakan yang mereka hidangkan.



2. Menulis dengan tinta merah
Mungkin kamu adalah tipe orang kreatif dan ceria yang menyukai warna-warna cerah. Namun, sebaiknya hindari menulis dengan tinta merah dan gunakan pulpen dengan warna netral seperti hitam atau biru. Tulisan dengan tinta merah dianggap tak sopan di Indonesia. Sementara itu, di Korea Selatan, penulisan nama orang dengan menggunakan tinta merah menunjukkan bahwa orang tersebut sudah meninggal dunia.



3. Membenturkan gelas

Di beberapa negara, bersulang sambil saling membenturkan gelas sebelum minum dianggap sebagai gesture yang melambangkan penghormatan, sopan santun, atau perayaan atas suatu kejadian. Hal yang sama tak berlaku di Hungaria. Negara tersebut menganggap bersulang sambil membenturkan gelas adalah sebuah tindakan penghinaan. Ada sejarah kelam dibalik pandangan tersebut. Ternyata, pada masa peperangan antara Austria dan Hungaria, tentara Austria pernah bersulang dengan mendentingkan gelas untuk merayakan kematian 13 pimpinan prajurit Hungaria.



4. Makan tanpa sendok garpu
 
Norwegia termasuk salah satu negara yang sangat mementingkan tata krama saat makan (table manners). Sendok, garpu, pisau, dan peralatan lainnya harus selalu digunakan ketika makan. Makan lahap dengan menggunakan tangan dianggap tak sopan di Norwegia, begitu pula halnya dengan mengobrol, mendentingkan sendok atau garpu ke piring, bersendawa, mengunyah makanan sambil bersuara.



5. Memberikan hadiah berupa benda tajam
Meskipun temanmu di Belanda hobi memasak, jangan pernah memberikan hadiah pisau kepadanya. Mengapa? Ternyata, warga Belanda percaya bahwa memberikan hadiah berupa benda-benda tajam akan memdatangkan kesialan. Untuk amannya, jika ada teman Belandamu yang ulang tahun, berikan saja mereka benda-benda yang empuk dan lembut seperti boneka, bantal, atau selimut.




6. Datang tepat waktu
Jam karet menjadi salah satu kebiasaan warga Indonesia yang paling menyebalkan. Ternyata, kebiasaan tersebut malah dianggap sopan di Venezuela. Justru, kamu akan dianggap tak sopan jika datang terlalu cepat atau tepat waktu saat diundang ke pesta. Sang tuan rumah akan merasa kamu terlalu bersemangat atau malah serakah dan ingin segera mencicipi hidangan-hidangan pesta. Waktu yang aman untuk datang ke pesta di Venezuela adalah sekitar 10-15 menit setelah jadwal yang ditentukan.



7. Bayar makanan masing-masing
Mau makan gratis di restoran? Gampang. Syaratnya, kamu harus punya teman di Turki. Ya, warga Turki senang membayarkan makanan untuk teman-teman yang mereka ajak makan. Dijamin mereka akan menolak jika kamu berbasa-basi akan membayar tagihan makanmu sendiri. Bagaimana cara membalas kebaikan mereka? Simpel saja. Kamu tinggal mengajak mereka makan di restoran dan membayarkan tagihan makanan mereka.



8. Memberikan bunga
 
Bunga kerap disebut sebagai lambang cinta. Tak heran jika bunga dan cokelat menjadi hadiah terpopuler yang diberikan pada perayaan Valentine. Namun, bunga sama sekali bukan hadiah yang menyenangkan di Cina. Bunga kerap diasosiasikan dengan kematian. Jadi, memberikan bunga pada seseorang di Cina artinya mendoakan orang tersebut agar cepat mati. Selain bunga, benda-benda yang tak boleh diberikan sebagai hadiah di Cina adalah jam, sapu tangan, dan sandal jerami.



9. Memotret orang

Sebagian besar orang di dunia suka difoto, kecuali selebriti dunia yang sudah lelah dengan paparazzi atau warga Ghana. Ya, warga Ghana! Mengapa warga Ghana tak suka difoto? Rupanya, mereka takut kalau jiwa mereka akan tercuri jika difoto oleh seseorang. Jadi, jangan repot-repot membeli kamera DSLR yang super mahal jika kamu berencana berlibur ke Ghana untuk memotret kehidupan penduduk asli sana.



10. Bergandengan tangan
Berjalan sambil bergandengan tangan menunjukkan pertemanan dan keakraban di Indonesia dan di negara-negara mayoritas Muslim. Namun di negara-negara barat, tindakan tersebut ternyata dianggap menunjukkan orientasi seksual seseorang, khususnya jika yang bergandengan tangan adalah 2 pria dewasa. Berjalan sambil bergandengan tangan sesama pria di Amerika Serikat atau Kanada, warga lokal akan langsung beranggapan bahwa kamu dan temanmu sebagai pasangan gay.
Sumber:
voucherhotel

Anda Introvert? Ini Cirinya

  Orang dengan kepribadian ekstrovert sangat bersemangat dalam segala hal yang hiruk-pikuk. Sebaliknya introvert cenderung lebih suka menikmati secangkir teh di rumah. Itu mungkin ciri termudah membedakan kepribadian terbuka dan tertutup.

 Orang yang introvert biasanya lebih banyak menghabiskan waktu sendirian. Tak ada yang salah dengan menjadi seorang yang introvert. Tapi satu hal terburuk yang dipikirkan orang lain adalah, orang introvert cenderung pemalu dan dianggap tidak ramah. Padahal, mungkin memang memilih waktu untuk sendirian dan bahagia dengan keadaan itu.
 
Hal-hal apa sajakah yang mencirikan kepribadian introvert?

1. Betah di rumah

Introvert lebih suka tinggal di rumah daripada pergi keluar dengan teman-teman. Ketika mereka pergi ke pesta, mereka biasanya punya waktu, tetapi mereka lebih suka berada di rumah. Hampir setiap introver adalah orang rumahan. Jika kamu adalah orang yang harus diseret keluar oleh teman kamu pada setiap akhir pekan, kamu mungkin benar introvert. Membaca buku yang bagus atau menonton film favorit jauh lebih baik bagi kamu daripada pergi keluar dan bersenang-senang.



2. Mencintai ketenangan
Jika kamu menyukai dan menikmati ketenangan, ini adalah tanda lain bahwa kamu adalah seorang introvert. Semua orang dapat menikmati ketenangan, baik ekstrovert atau introvert, tapi introvert menikmatinya dengan cara yang tidak biasa. Mereka mendambakan ketenangan karena memberikan energi buat mereka, meningkatkan suasana hati mereka, dan membuat mereka merasa senang dan siap untuk menghadapi situasi apa pun.


3. Keramaian bikin stres

Jika situasi sosial biasanya membuat kamu stres, kamu mungkin benar introvert. Banyak introvert yang bisa berpura-pura senang bergaul ketika dirasa perlu, tetapi mereka merasa tidak nyaman dan mencari cara untuk menghabiskan waktu sendirian. Mereka merasa lega ketika mereka sudah mendapatkan situasi sosial dan berada di dunia kecil mereka lagi.


4. Pesta kejutan bukan untuk kamu

Untuk seorang introvert, pesta kejutan hanyalah akhir dunia. Mereka tidak suka menjadi pusat perhatian dan mereka membenci semua ribut-ribut yang dibuat untuknya. Tentu saja, mereka menghargai sikap itu, tapi pesta kejutan ini bukan untuk mereka. Sebuah perayaan yang tenang dan sederhana dengan beberapa teman dekat atau keluarga sudah cukup bagi mereka.


5. Butuh pemulihan setelah acara

Jika acara kumpul-kumpul di keramaian menjadi sumber energi bagi eksprovert, maka acara itu menguras energi bagi inrovert. Jika kamu membutuhkan waktu pemulihan setelah acara sosial bahkan untuk kembali ke diri sendiri dan merasa normal lagi, kamu adalah seorang pendiam sejati. Kamu mungkin ingin menemukan cara untuk menghabiskan waktu sendirian dan mendengar pikiran kamu lagi. Ini tidak buruk. Menjadi seorang ekstrovert atau introvert adalah tipe kepribadian yang dapat diterima.


6. Berinteraksi dengan individu


Introvert selalu lebih memilih untuk berinteraksi dengan orang per orang dan mencoba menghindari sekelompok orang. Mereka merasa nyaman dan menikmati obrolan ketika mereka berkomunikasi dengan satu atau dua orang. Jika kamu seorang introvert, sekelompok besar orang dapat membuat kamu seperti terlempar keluar. Jika diberi pilihan, kamu akan bergabung dengan grup kecil, bukan sebuah pertemuan besar.


7. Memiliki beberapa teman

Setiap orang membutuhkan teman, tak terkecuali orang yang introvert. Tapi introvert lebih memfokuskan pada kualitas teman-teman mereka daripada kuantitas. Mereka tidak peduli berapa banyak persahabatan yang mereka miliki. Introvert memilih teman-teman mereka secara bijaksana dan ketika mereka menemukan mereka, mereka mengabdikan diri untuk persahabatan mereka.

Sumber : apakabardunia.com

Minas Tirith, Kota Megah dari Korek Api Istimewa

  Minas Tirith, yang sempat porak-poranda karena serangan penyihir jahat Saruman,  kini telah berdiri megah kembali. Dalam trilogi Lords of The Rings, Gandalf dan kawan-kawan fellowship of the rings menahan gempuran tersebut. Tapi di dunia nyata kota berjulukan White City ini dibuat oleh Pat Acton dari batang korek api.

Ya, ini memang hanya sebuah instalasi seni replika Kota Para Raja dalam novel karangan J.R.R. Tolkien. Penggarapannya sangat serius, selama tiga tahun mulai dari 2010 Pat merangkai korek api satu persatu. Hasilnya, Minas Tirith dari 420.000 batang korek api.


Penciptaan karya spektakuler dari batang korek api memang sudah sering dilakukan banyak seniman. Pembedanya, Pat memesan batang korek api tanpa kepala sulfur. Karena itulah, imajinasinya membuat Kota Putih itu dapat terwujud. Lihat saja hasilnya berikut ini.

 
Proses pembuatan
Pat Acton dan hasil karyanya
Sumber : apakabardunia.com